laporan praktikum

agribisnis hulu-hilir

• Agribisnis merupakan sebuah sistem yang terdiri dari lima komponen yaitu 1. Agroinput atau agribisnis hulu 2. Usahatani 3. Agribisnis...

Rabu, 15 Maret 2017

pengantar agribisnis

peranan dan kedudukan agribisnis dalm perekonomian nasional
Peranan Agribisnis dalam Perekonomian Nasional
 Peranan agribisnis dalam perekonomian nasional dapat diukur dengan
berbagai indikator yang terdiri dari
1. Kontribusi dalam pembentukan GDP
2. Kontribusi dalam penyerapan tenaga kerja
3. Kontribusi dalam perdagangan internasional
4. Kontribusi dalam pembangunan ekonomi daerah
5. Kontribusi dalam ketahanan pangan nasional
6. Kontribusi dalam pelestarian lingkungan hidup
7. Kontribusi dalam pemerataan hasil pembangunan
8. Kontribusi dalam pembangunan ekonomi makro secara nasional

Agribisnis
 Kontribusi dalam Pembentukan GDP
 Sebagai penyumbang nilai tambah terbesar dalam perekonomian nasional
dimana 45 persen nilai tambah perekonomian nasional tercipta dari sektor
agribisnis (Tahun 1990), peranan tersebut meningkat menjadi 47 persen pada
tahun 1995. Dengan demikian, cara yang paling efektif untuk meningkatkan
GDP nasional adalah melalui pembangunan agribisnis.
 Bagaimana dengan kontribusi agribisnis dalam pembentukan GDP pada
saat ini???
 Struktur pendapatan rumah tangga pada tahun 1999 menunjukkan bahwa
peranan kegiatan usahatani (on farm ) adalah 54,35% sedangkan off farm
hanya 6,10 persen. Informasi ini menunjukkan peran dominan agribisnis
dalam struktur ekonomi rumah tangga pedesaan dan pertumbuhan
perekonomian nasional
 Peranan agribisnis dalam Penyerapan Tenaga Kerja
 Penyerapan tenaga kerja di sektor agribisnis mengalami peningkatan dari 74
persen pada tahun 1990 menjadi 77 persen pada tahun 1995. Hal ini
menunjukkan bahwa dengan adanya pengembangan agribisnis mampu untuk
meningkatkan kesempatan kerja dan berusaha.
 Peranan agribisnis dalam Perdagangan Internasional
 Peningkatan ekspor sebesar 6 persen pada periode tahun 1990-1995
menunjukkan bahwa agribisnis merupakan penyumbang terbesar dalam devisa
negara dan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
 Pembangunan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, peningkatan kesempatan kerja dan berusaha, serta devisa negara
dapat dicapai melalui pembangunan agribisnis
 Peranan agribisnis dalam pembangunan ekonomi daerah
 Pendayagunaan berbagai sumber daya merupakan cara yang paling efektif dan
efisien dalam pelaksanaan otonomi daerah.
 Sumber daya ekonomi yang dapat digunakan dalam pembangunan ekonomi daerah
adalah sumber daya agribisnis seperti sumber daya alam , sumberdaya manusia di
bidang agribisnis, teknologi di bidang agribisnis, dan lain-lain.
 Melalui percepatan modernisasi agribisnis di setiap daerah akan secara langsung
memodernisasi perekonomian daerah dan dapat memecahkan sebagian besar
persoalan ekonomi di daerah.
 Peranan agribisnis dalam Ketahanan Pangan Nasional
 Tanpa dukungan pangan yang bermutu dan cukup maka akan sulit untuk
menghasilkan sumberdaya manusia yang bermutu sehingga diperlukan ketahanan
pangan dalam arti keterjangkauan pangan
 Perlu dibangun suatu sistem ketahanan pangan yang berakar kokoh pada
keragaman sumberdaya bahan pangan, kelembagaan dan budaya lokal
 Terjadinya defisit pada beberapa komoditas pangan seperti gula dan kedelai
sedangankan beras dan jagung telah mencukupi kebutuhan masyarakat.
 Pembanguan agribisnis akan menunjang sistem ketahanan pangan yang kokoh
melalui penganekaragaman sumberdaya hayati di setiap daerah.
 Peranan agribisnis dalam Pelestarian Lingkungan Hidup
 Terjadinya kemerosotan lingkungan yang mengancam keberlangsungan hidup
manusia.
 Peranan agribisnis dalam pelestarian lingkungan hidup:
1. Membuka kesempatan ekonomi yang luas di setiap daerah sehingga akan
menatik penyebaran penduduk beserta aktiviasnya
2. Pengembangan agribisnis dengan mendayagunakan keanekaragaman hayati
dapat mempertahankan keberlangsungan keanekaragaman hayati tersebut.
3. Adanya perkebunan karbon yang efektif dalam mengurangi emisi gas karbon
atmosfir
4. Pembangunan agribisnis menghasilkan produk yang biodegradable yang
dapat mengurangi produk-produk kimia
5. Pengembangan agribisnis menghasilkan nilai tambah yang dapat mengurangi
tekanan sumberdaya dan lingkungan hidup
 Dalam hal penerapan teknologi dalam agribisnis perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Teknologi disesuaikan dengan ciri lingkungan sehingga usahatani tidak bersifat
eksploratif, destruktif, dan polutif
2. Daya dukung lahan, dan keseimbangan ekosistem
3. Teknologi dan sistem produksi
Kedudukan Agribisnis dalam Perekonomian Nasional
 Ada beberapa alasan mengapa agribisnis memiliki kedudukan penting dalam
perekonomian nasional:
1. Aktivitas agribisnis untuk menghasilkan pangan akan selalu ada selama manusia
masih butuh makanan
2. Usaha ekonomi yang hemat devisa
3. Mempunyai kaitan usaha ke depan dan ke belakang
4. Sumber pencaharian utama masyarakat dan menyerap tenaga kerja
5. Kultur masyarakat yang masih bersifat kultur agraris
6. Ketersediaan lahan yang masih cukup besar dan belum optimal
7. Pengembangan agroindustri yang cukup bersaing di pasar dunia
8. Kontribusi terhadap PDB cukup besar
9. Agribisnis identik dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat

1. Peranan agribisis dalam pembentukan GDP, singkatan dari Gross domestic product (GDP) dalam bahasa Indonesia Produk Domestik Bruto. Nilai Total nilai pasar dari semua akhir barang dan jasa diproduksi di suatu negara pada tahun tertentu, sama dengan jumlah konsumen, investasi dan pemerintah pengeluaran, ditambah dengan nilai dari ekspor, dikurangi nilai imporsebagai penyumbang nilai tambah terbesar dalam perekonomian nasional dimana 45 persen nilai tambah perekonomian nasional tercipta dari sektor agribisnis (Tahun 1990), peranan tersebut meningkat menjadi 47 persen pada tahun 1995. Dengan demikian, cara yang paling efektif untuk meningkatkan GDP nasional adalah melalui pembangunan agribisnis. Struktur pendapatan rumah tangga pada tahun 1999 menunjukkan bahwa peranan kegiatan usahatani (on farm) adalah 54,35% sedangkan off farm hanya 6,10 persen. Informasi ini menunjukkan peran dominan agribisnis dalam struktur ekonomi rumah tangga pedesaan dan pertumbuhan perekonomian nasional.
2. Peranan agribisis dalam penyerapan tenaga kerja, Penyerapan tenaga kerja di sektor agribisnis mengalami peningkatan dari 74 persen pada tahun 1990 menjadi 77 persen pada tahun 1995. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya pengembangan agribisnis mampu untuk meningkatkan kesempatan kerja dan berusaha.
3. Peranan agribisis dalam perdagangan internasional. Peningkatan ekspor sebesar 6 persen pada periode tahun 1990-1995 menunjukkan bahwa agribisnis merupakan penyumbang terbesar dalam devisa negara dan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pembangunan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, peningkatan kesempatan kerja dan berusaha, serta devisa negara dapat dicapai melalui pembangunan agribisnis.
4. Peranan agribisis dalam pembangunan ekonomi daerah. Pendayagunaan berbagai sumber daya merupakan cara yang paling efektif dan efisien dalam pelaksanaan otonomi daerah. Sumber daya ekonomi yang dapat digunakan dalam pembangunan ekonomi daerah adalah sumber daya agribisnis seperti sumber daya alam , sumberdaya manusia di bidang agribisnis, teknologi di bidang agribisnis, dan lain-lain. Melalui percepatan modernisasi agribisnis di setiap daerah akan secara langsung memodernisasi perekonomian daerah dan dapat memecahkan sebagian besar persoalan ekonomi di daerah.
5. Peranan agribisis dalam ketahanan pangan nasional. Tanpa dukungan pangan yang bermutu dan cukup maka akan sulit untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang bermutu sehingga diperlukan ketahanan pangan dalam arti keterjangkauan pangan. Perlu dibangun suatu sistem ketahanan pangan yang berakar kokoh pada keragaman sumberdaya bahan pangan, kelembagaan dan budaya lokal. Terjadinya defisit pada beberapa komoditas pangan seperti gula dan kedelai sedangankan beras dan jagung telah mencukupi kebutuhan masyarakat. Pembanguan agribisnis akan menunjang sistem ketahanan pangan yang kokoh melalui penganekaragaman sumberdaya hayati di setiap daerah.
6. Peranan agribisis dalam pelestarian lingkungan hidup, Terjadinya kemerosotan lingkungan yang mengancam keberlangsungan hidup manusia. Peranan agribisnis dalam pelestarian lingkungan hidup: (a) Membuka kesempatan ekonomi yang luas di setiap daerah sehingga akan menatik penyebaran penduduk beserta aktiviasnya, (b) Pengembangan agribisnis dengan mendayagunakan keanekaragaman hayati dapat mempertahankan keberlangsungan keanekaragaman hayati tersebut, (c) Adanya perkebunan karbon yang efektif dalam mengurangi emisi gas karbon atmosfir, (d) Pembangunan agribisnis menghasilkan produk yang biodegradable yang dapat mengurangi produk-produk kimia, dan (e) Pengembangan agribisnis menghasilkan nilai tambah yang dapat mengurangi tekanan sumberdaya dan lingkungan hidup.
7. Peranan agribisis dalam pemerataan hasil pembangunan. Pemerataan pembangunan sangat ditentukan oleh ‘teknologi’ yang digunakan dalam menghasilkan output nasional, yaitu apakah bias atau pro terhadap faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh rakyat banyak. Saat ini faktor produksi yang banyak dimiliki oleh sebagian besar rakyat adalah sumber daya lahan, flora dan fauna, serta sumber daya manusia. Untuk mewujudkan pemerataan di Indonesia perlu digunakan ‘teknologi’ produksi output nasional yang banyak menggunakan sumber daya tersebut, yaitu agribisnis. Ada beberapa alasan mengapa agribisnis memiliki kedudukan penting dalam perekonomian nasional: a) Aktivitas agribisnis untuk menghasilkan pangan akan selalu ada selama manusia masih butuh makanan, b) Usaha ekonomi yang hemat devisa, c) Mempunyai kaitan usaha ke depan dan ke belakang, d) Sumber pencaharian utama masyarakat dan menyerap tenaga kerja, e) Kultur masyarakat yang masih bersifat kultur agraris, f) Ketersediaan lahan yang masih cukup besar dan belum optimal, g) Pengembangan agroindustri yang cukup bersaing di pasar dunia, h) Kontribusi terhadap PDB cukup besar, dan i) Agribisnis identik dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat (Zakky, 2011). Agribisnis memiliki keterkaitan sektoral yang tinggi. Keterkaitan antara sektor agribisnis dengan sektor lain dapat dilihat dari aspek keterkaitan produksi, keterkaitan konsumsi, keterkaitan investasi, dan keterkaitan fiskal. Berdasarkan sifat keterkaitan maka dikenal keterkaitan ke belakang (backward linkage) dan keterkaitan ke depan (forward linkage ) (Maulidah, Silvana, 2013).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar